PANDEGLANG, KONTRAS – Ketua Komisi V DPRD Pandeglang, Habibi Arafat Khawatir bahwa anggaran untuk guru honorer Madrasah Diniyah Takmilyah Awaliyah (MDTA) di Kabupaten Pandeglang terkena refocusing anggaran untuk penanganan pandemi Covid-19.
Ia mengaku meskipun anggaran tersebut sudah aman, namun kekawatiran itu tetap muncul. Sehingga, dirinya meminta agar pihak Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Pandeglang untuk tetap merealisasikannya.
“Kami mendukung langkah itu untuk direalisasikan, anggaran itu sudah aman, takutnya ini menjadi sasaran refocusing untuk anggaran penanganan Covid-19, tapi saya mohon kepada pihak Dindikbud Pandeglang agar tetap mengamankan honorarium untuk guru MDTA di Pandeglang,” kata Habibi Arafat kepada Kontrasinews.com, Jumat (10 September 2021).
Meskipu jumlah setiap penerimanya tidaj besar, namun angka tersebut sangatlah berarti untuk para pengabdi negara tersebut. Apalagi banyak guru MDTA yang terkena dampak covid-19.
“Mekipun anggarannya tidaj besar, hanya Rp50 ribu perbulannya, itu sangatlah berarti,” ucap mantan aktifis mahasiswa.
Habibi mengaku atas nama Partai Golkar dan legislatif menginginkan bahwa honorarium untuk guru MDTA itu ditambahkan. Karena jika melihat kinerja dan pengabdiannya tidak seimbang dengan nilai Rp50 ribu itu.
“Saat anggaran ini stabil, kami meminta agar ditambahkan. Yang tadinya Rp50 ribu perbulan minimal Rp150 ribu sampai 200 ribu perbulannya. Harapan saya seperti itu,” tegasnya. (Zis/Red)