PANDEGLANG, KONTRAS – Ahmad Qusaeri warga Kampung Leuweungkolot, Desa Tegalwangi, Kecamatam Menes ini bisa menjadi inspirasi bagi kita semua. Pasalnya, meskipun dirinya serba keterbatasan dari sisi ekonomi, tapi tidak membuat dirinya menyerah untuk menjadikan Alun-alun Menes tampak indah dan banyak disukai para pengunjungnya.
Bahkan dirinya rela menjadi inisiator dan terus meluangkan waktunya untuk merehabilitasi dan merawat fasilitas Alun-alun Menes tanpa mengandalkan dan mengharapkan bantuan dari pemerintah. Semua itu dilakukan karena bentuk kecintaan kepada tempat kelahirnya.
Bermula dari keinginan yang kuat, pria berusia 56 tahun ini mulai membuka donasi dan menghubungi semua kerabat dan teman terdekatnya terkait keinginannya untuk merawat dan merehabilitasi Alun-alun Menes agar terasa nyaman dan indah.
Tak disangka, setelah menceritakan niatannya itu para kerabat dan teman-teman alumni seangkatan, mulai dari Sekolah Dasar (SD), Madrasah Tsanawiyah serta alumni SLTAnya langsung memberikan suport dan memberikan donasinya.
Setelah donasi itu berdatangan, pria berusia kepala lima ini langsung memperbaiki saluran air agar saat hujan tiba diwilayah alun -alun tidak ada genangan air yang membuat pemandangan semakin kumuh.
“Dana yang terkumpul dari hasil donasi itu Rp 12.600.000. Yang berdonasi paling besar itu dari tiga orang. Pertama dari teman saya alumni Madrasah Tsanawiyah memberikan dana Rp 6 Juta. Terus dari alumni SD sebesar Rp 5 juta dan ada yang Rp 1 juta. Selain dari itu ada yang menyumbangkan rizkinya sebesar Rp 100 ribu rubiah dan seterusnya,” kata Ahmad Qusaeri kepada Kontrasinews.com, Rabu (14 Juli 2021).
Menurut Ahmad Qusaeri bahwa semua orang telah mengetahui bahwa Alun-alun Menes memiliki potensi yang bagus. Hanya saja dari dipengelolaan yang mentok, tapi jika dilakukan dengan sikap gotong-royong tanpa berpikir ini tugasnya pemerintah, maka potensi yang besar itu akan terwujud dengan sendirinya.
“Kadang masih ada masyarakat yang berpikir ini tugasnya si “A” dan tugasnya si “B”. Pola pikir ini yang harus diubah, alun-alun ini kan milik kita bersama berarti tanggungjawab kita bersama, bukan hanya tanggung jawab pemerintah desa, pemerintah kecamatan dan Pemkab Pandehlang,” imbuhnya.
Untuk mewujudkan potensi Alun-alun Menes, dalam waktu dekat ini Ahmad Qusaeri akan membuat alun-alun Menes menjadi alun-alun pertama di Pandeglang yang ramai dan penuh nuansa NKRI saat hari kemerdekaan tiba.
“Target saya pada Agustus ini, saya ingin Alun-alun Menes ini menjadi yang pertama di Pandeglang. Penuh dengan umbul-umbul dan penataan pot-pot ini penuh dengan bunga. Nuansa kemerdekaan akan disajikan disini,” harapnya.
Semua targetan itu akan dilakukannya dengan hasil berdonasi dan dia menegaskan tidak akan mengajukan bentuk bantuan proposal ke pemerintah, baik pemerintah desa hingga Pemkab Pandeglang. Semua dilakukan agar masyarakat sadar bahwa alun-alun ini merupakan tanggungjawab bersama.
“Kalau ada apresiasi dari pemerintah, kami bersyukur. Intinya kami tidak mengandalkan bantuan dari pemerintah, toh ini punya publik. Kalau punya publik ini tanggungjawab bersama, semua harus dilakukan bersama. Kalau bersama yakin selesai, Alun-alun Menes tanpa sampah bersih dan asri,” sambungnya. (Zis/Red)