Kisruh Pembagian BPNT di Sukaresmi, Warga dan Oknum Penangungjawab Nyaris Adu Jotos

  • Whatsapp
Tangkap Layar Video Viral Antara KPM dan Oknum.

PANDEGLANG, KONTRAS – Kisruh mewarnai pembagian Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) di Kantor Desa Perdana, Kecamatan Sukaresmi, Kabupaten Pandeglang. Sejumlah video beredar salah satunya adanya keributan antara warga dengan salah seorang yang diduga sbagai penanggungjawab.

Berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun, pembagian yang dilakukan di kantor Desa Perdana tersebut ada empat desa, diantaranya Desa Pasirkadu, Perdana, Karyasari dan Desa Sesepan. Adapun keributan itu dipicu adanya masyarakat penerima BPNT yang seharusnya menerima tunai sesuai aturan terbaru malah menerima nota pembelanjaan yang ditukar dengan paket sembako di warung yang sudah ditentukan. Warga menilai sembako tersebut tidak sesuai dengan angka rupiah BPNT senilai Rp 600 rupiah.

Adapun jenis sembako yang telah dipaketkan untuk para KPM yakni, Beras seharga Rp 110.000, Ikan seharga Rp. 35.000, telur seharga Rp 55.000, buah Jeruk seharga Rp 25.000, Tahu seharga 10.000, pir dan apel seharga Rp 25.000. Dari komoditas tersebut parq KPM harus mengeluarkan uang Rp 400.000.

Edi warga Desa Pasirkadu yang nyaris adu jotos tersebut mengaku awal mulanya dirinya menanyakan kepada seorang perempuan yang memberikan nota dengan maksud dan tujuannya. Namun, Edi malah disuruh berhadapan dengan empat orang yang diduga sebagai penanggungjawab dalam penyaluran BPNT tersebut.

“Jadi awal mulanya saya kan menanyakan apa maksudnya pihak KPM langsung diberi nota untuk pembelanjaan semabko yang telah disiapkan di desa itu. Malah muncul empat orang itu yang adu argumen dengan saya,” Kata Edi, Rabu (2 Maret 2022).

Dari sanalah, Edi langsung protes karena pihak KPM BPNT telah dibodohi. Padahal peraturan dari Kementrian Sosial untuk pembelanjaan sembako bisa diwarung mana saja tanpa adanya paksaan dari siapapun.

“Saya kan protes, jangan melakukan pembodohan kepada warga. Tapi pihak itu malah nyuruh ambil uang orang tua saya saja sebagai KPM BPNT, lalu usai mengambil disuruh pulang. Saya kan meminta agar semua KPM BPNT tidak dipaksa,” tegasnya.

Usai adanya keributan dan hak orang tuanya sebagai penerima BPNT Tunai telah diterima, Edi pun langsung pulang. Namun, saat dirinya pulang malah mendapatkan aduan kembali dari KPM BPNT lainnya. Aduan tetsebut yakni jika KPM BPNT tidak belanja sembako yang telah disiapkan maka akan dicoret sebqgai KPM BPNT.

“Setelah saya pulang dari kantor desa, kata KPM lainnya malah diancam. Kalau tidak beli sembako disitu nanti akan di hapus sebagai PKM BPNT,” tegasnya.

Sementara itu, sampai berita ini diterbitkan tim kontrasinews.com masih berupaya untuk meminta tanggapan para kepala desa. (Zis/Red)