Aktivis APPI Soroti Pemotongan BLT DD Ciherang, Sekdes : Pemotongan Itu Hasil Kesepakatan RT dan RW

  • Whatsapp
Gambar Ilustrasi. (Sumber Google)

PANDEGLANG, KONTRAS – Aktivis Aliansi Pemuda Picung (APPI) menyoroti terkait adanya penggelapan pada Bantuan Langsung Tunai Dana Desa (BLT DD) Ciherang, Kecamatan Picung. Dugaan tersebut karena adanya pemotongan pada setiap Keluarga Penerima Manfaat (KPM) BLT DD Ciherang.

 

Bacaan Lainnya

Sekjen Aktifis APPI, Ikhwan mengatakan bahwa hasil investigasinya di lapangan bahwa setiap KPM BLT DD Ciherang hanya menerima Rp200 ribu, yang seharusnya para KPM BLD DD mendapatkan sebesar Rp300 ribu perbulannya.

 

“90 KPM BLD DD Ciherang hanya mendapatkan Rp200 ribu. Pemotongan ini kata pihak desa adanya penambahan kuota KPM makanya dikurangi,” kata Ikhwan kepada kontrasinews.com, Rabu (10 November 2021).

 

Menurut Ikhwan alasan pihak Desa Ciherang yang menerapkan sistem penambahan kuota agar terjadi pemotongan pada setiap KPM BLD DD tidak dapat dipertanggungjawabkan, baik secara laporan keuangan maupun secara prosedur administrasi.

 

“Alasan pihak desa hasil pemotongan itu akan dikasihkan kepada orang yang belum dapat. Alasannya sama rasa sama rata,” jelasnya.

 

Ikhwan pun menduga ada penggelapan atau korupsi pihak Desa Ciherang. Karena hasil pemotongan tersebut sudah menyalahi aturan yang berlaku.

 

“Dengan mekanisme seperti ini diduga ada penggelapan karena ada pemotongan. Pikir saja bentuk pertanggungjawaban pihak desa kan cuma 90 orang tidak lebih. Nah yang uangnya dikurangi ini kemana, kan terserah mereka kan, tidak ada pertanggungjawaban secara secara negara,” tuturnya.

 

Sementara itu, Sekertaris Desa Ciherang, Kecamatan Picung, Heri mengaku bahwa pemotongan tersebut merupakan hasil kesepakatan yang disetujui oleh para RT dan RW. Heri pun mengaku, dari hasil kesepakatan tersebut banyak warganya yang mengucapkan yang berterimakasih dan tidak ada warga yang mengeluh karena di pangkas oleh pihak desa.

 

“Hasil kesepakatan eta akhirnya disetujui ja RT RW NU ngabagikeunna, (Itu hasil kesepakatan yang disetujui RT RW, karena yang mereka yang membagikannya-Red). Kalau awal mula masalah itu dari RW 01, ada RT yang dikejar memakai alat tajam karena warga tidak mendapatkan BLT. Makanya inisaiatif RT RW katanya bagikan secara rata aja, karena mereka yang menanggung akibatnya,” kata Heri melalui pesan singkat WhatsApp. (Zis/Red)

Pos terkait