Program Ketapang Desa Di Kecamatan Bojong Diduga Jadi Ajang Mark Up, Amira Pandeglang : Tidak sesuai Regulasi Kementrian

  • Whatsapp

PANDEGLANG, KONTRAS – Ketua Angkatan Muda Indonesia Raya (Amira) Kabupaten Pandeglang Rohimat mengkritisi Program ketahanan Pangan (Ketapang) di Kecamatan Bojong.

Bahkan Rohimat menduga peogram Ketapang yang dibiayai oleh Dana Desa (DD) jadi ajang Mark Up oleh kepala desa. Pasalnya, program yang diatur dalam peraturan  Kemendes Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (PDTT) Nomor 82 Tahun 2022 tentang Pedoman Ketahanan Pangan di Desa tidak sesuai.

Menurutnya program Ketapang yang seharusnya untuk mewujudkan kecukupan pangan bagi seluruh warga Desa malah dibelanjakan bibit pohon durian dan bibit pohon albasiah. Hal tersebut terjadi di Desa Bojong, Desa Cahaya Mekar dan Desa Manggung.

mengaku bahwa program yang dilaksanakan di beberapa desa di Kecamatan Bojong hanya dijadikan ajang bisnis.

“Kami menduga program tersebut hanya dijadikan ajang Mark Up. Ini jelas sudah melenceng dari regulasi kementrian yang telah ditetapkan,” kata Rohimat kepada kontrasinews.com, Kamis (7 November 2024)

Selain Kementrian PDTT, program Ketapang pun diatur oleh Peraturan Menteri Keuangan Nomor 146 Tahun 2023, penggunaan Dana Desa adalah untuk program pemulihan ekonomi, berupa perlindungan sosial dan penanganan kemiskinan ekstrem dalam bentuk BLT Desa, program ketahanan pangan dan hewani, dan/atau program pencegahan dan penurunan stunting.

“Aturannya sudah jelas tapi kok pada melenceng iya,” bebernya.

Sementara itu, Pj Kepala Desa Bojong, Tati Puspita Dewi membenarkan bahwa program Ketapang untuk didesanya sudah dibelanjakan untuk pembelian pohon bibit durian sebanyak 400 pohon dengan anggaran sebesar Rp 50 Juta.

“Program Ketapang sudah kami laksanakan sesuai APB Des awal. Dan sudah tersalurkan ke kelompok tani,” ujarnya

Hal senada pun dikatakan PJ Kepala Desa Manggungjaya, Amin mengaku bahwa pihaknya belum membelanjakan program Ketapang. Hal tersebut dikarena pihaknya menarik anggaran tersebut.

“Mau di belanjakan bibit durian dan Pupuk. Hanya Rp 30 juta belum di potong pajak,” imbuhnya.

Sementara itu Kepala Desa Cahaya Mekar saat dihubungi kontrasinews.com belum memberikan jawabannya sampai berita ini diterbitkan. (Zis/Red)