PBM Dan Penma Bakal Kembangkan Konsep Zero Waste Farming Di TPA Bangkonol

  • Whatsapp
Pembangunan tempat budidaya magoot

 

 

PANDEGLANG, KONTRAS – Perusahaan Daerah Pandeglang Berkah Maju bekerja sama dengan Penggiat Ekonomi Masyarakat (Penma) bakal kembangkan konsep Zero Waste Farming di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Bangkonol.

Ketua Penma Iyan Sofyan mengatakan, konsep Zero Waste Farming lebih kepada pendekatan pertanian yang mengedepankan prinsip sirkularitas, di mana setiap aspek produksi dan konsumsi diintegrasikan sehingga tidak ada bahan yang terbuang.

Pembangunan tempat budidaya magoot

“Sampah organik seperti sisa panen, sampah dapur, dan kotoran ternak akan diolah menjadi kompos dan biogas, yang kemudian digunakan kembali untuk pupuk alami dan sumber energi terbarukan di dalam pertanian,” katanya.

Iyan mengatakan, proyek itu sedang dibangun di area Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Bangkonol. Dalam pengelolaannya, di mana sampah organik yang dibuang ke TPA akan diurai menjadi maggot atau menggunakan larva lalat Black Soldier Fly (BSF).

“Maggot ini akan dimanfaatkan sebagai pakan ternak yang bernutrisi tinggi, menciptakan solusi yang ramah lingkungan dan berkelanjutan. Selain itu, larva dan lalat jenis ini tidak mendatangkan penyakit dan bisa dimanfaatkan sebagai pakan ternak pengganti pakan jadi,” katanya.

 

Pembangunan tempat budidaya magoot

Iya menilai, melalui pendekatan Zero Waste Farming, lahan pertanian tidak hanya menghasilkan panen yang sehat tetapi juga berkontribusi pada keberlanjutan ekosistem. Sampah organik diubah menjadi sumber daya berharga, mendukung sistem pertanian yang lebih mandiri dan efisien.

“Jadi, kami menawarkan konsep terbarunya bertajuk Zero Waste Farming. Proyek ini bertujuan untuk menciptakan sistem pertanian yang sepenuhnya memanfaatkan sampah organik, mengurangi emisi karbon, dan mengoptimalkan siklus sumber daya alam,” imbuhnya.

Sementara itu, Kepala Divisi Perdagangan Umum dan Jasa pada PD PBM, Supriatna mengatakan, bahwa konsep ini sebagai solusi alternatif di tengah polemik pro dan kontra terkait kerja sama penampungan sampah antara Perusahaan Daerah (PD) Pandeglang Berkah Maju (PBM). Pihaknya mengajukan kritik kepada pemerintah daerah untuk mempertimbangkan penerapan Zero Waste Farming, sehingga kerja sama tersebut dapat dioptimalkan tanpa menimbulkan dampak negatif di kemudian hari.

“Kerja sama yang sudah berjalan beberapa bulan lalu merupakan upaya kongkrit untuk meningkatkan PAD kabupaten Pandeglang tanpa memerlukan investasi yang besar,” katanya.

“Hasil dari kerja sama ini digunakan untuk meningkatkan volume pengelolaan sampah di TPA Bangkonol. Dengan ada atau tidaknya kerja sama ini di kemudian hari, TPA Bangkonol akan jauh lebih siap mengelola sampah secara lebih optimal,” sambungnya.

Pembangunan tempat budidaya magoot

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Pandeglang, Ratu Tanti mengatakan, kerja sama pengelolaan sampah yang saat ini dilakukan hanya di TPA Bangkonol, Kecamatan Koroncong. Alasannya, karena kapasitas di TPA Bangkonol cukup memadai untuk beberapa puluh tahun kedepan.

Terlebih, lanjutnya, dengan adanya pengolahan Bahan Bakar Jumputan Padat (BBJP) yang dikelola oleh Perusahaan Daerah Pandeglang Berkah Maju (PD PBM), pengelolaan sampah di TPA tersebut bisa dilakukan dengan baik.

“TPA Bangkonol untuk kapasitas cukup besar dan masih memadai untuk beberapa tahun ke depan dan Alhamdulillah saat ini PD PBM mempunyai mesin pengolahan sampah yang bisa diubah menjadi BBJP yang menjadi bahan bakar pengganti batu bara untuk PLTU II Labuan,” katanya.(Adv).