PANDEGLANG, KONTRAS – Meski baru selesai dikerjakan awal Januari 2022, bangunan dasar Jembatan Waluran di Desa Mekarsari, Kecamatan Bojong sudah retak parah dengan panjang beberapa meter pada tembok penahan.
Perlu diketahui pembangunan Jembatan Waluran baru berumur 2 bulan lebih sejak diselesaikan pada Januari 2022 dengan nilai kontrak Rp 1.8 Miliyar lebih dengan waktu pengerjaan 150 hari kalender yang dilaksanakan oleh CV Karya Persada Mulia dengan masa pekerjaan terhitung Juli sampai Desember.
Ketua Karang Taruna Kecamatan Bojong, M Basyir mengatakan bahwa kondisi yang retak parah tersebut merupakan hal yang fatal karena tidak ada ikatan pada bangunan beton itu. Bahkan, tidak menutup kemungkinan dalam waktu dengan ini akan ambruk lebih parah pada pilarnya.
“Kondisinya sudah retak-retak dengan kedalaman beberapa CM. Ini seperti tidak ada ikatan yang menyebabkan adanya geseran tembok penahan. Sekarang tinggak memakan waktu untuk ambruk pilarnya,” Kata Basir kepada Kontrasinews.com, Jumat (8 April 2022).
Menurut Basir, pihaknya sudah melakukan laporan secara persuasif kepada Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (DPUPR) Pandeglang. Namun, laporan tersebut tampaknya tidak ditanggapi secara serius karena pihak dinas hanya memplester bagian yang retak agar dipermukaan tidak terlihat.
“Tentu kami menginginkan kualitas yang bertahan lama, bukan asal jadi kaya gini. Karena jembatan ini merupakan akses utama warga,” tegasnya.
Maka dari itu, Basir pun mengaku akan melakukan audensi dengan pihak Komisi III DPRD dan DPUPR Pandeglang agar pihak kontraktor mendapatkan sanksi akibat pembangunan yang tidak berkualitas dan lemahnya pengawasan pihak dinas.
“Jika audensi kami tertutup kami akan melakukan aksi agar ada sanksi tegas dan perhatian khusus akibat dari kelalaian pelaksana dan pengawas,” tegasnya. (Zis/Red)