KONTRAS – Tri Laksono Sebagai Calon Formatur yang berasal dari Provinsi Banten mengaku bahwa Momentum Muktamar XIX merupakan proses regenerasi kepemimpinan ditubuh Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) dan dalam rangka menyiapkan pemimpin muda di masa depan untuk kemajuan Bangsa Indonesia.
Selain itu, IMM sebagai organisasi Mahasiswa yang besar harus melihat peluang dan juga tantangan kedepan, agar kader-kader IMM dapat berkotribusi, mampu mendistribusikan baik pikiran maupun juga karya nyatanya untuk mewujudkan Islam berkemajuan.
“Hal-hal yang konstruktif untuk kemajuan Indonesia, termasuk dengan memberikan kritik solutif jika kebijakan yang diambil oleh pemerintah tidak berpihak pada hajat masyarakat banyak,” Kata Tri Laksono, Kamis (21 Oktober 2021).
Menurut Tri Laksono, bahwa IMM kedepan harus mampu berjalan beriringan, mendorong alumnus agar dapat ambil bagian dalam tatanan kehidupan bermasyarakat. Baik itu dilingkaran kekuasaan dengan menjadi negarawan dan politisi, atau hal produktif lainnya. Seperti menjadi pengusaha didalam persyerikatan dengan aktif diamal usaha atau menjadi alim ulama ditengah ummat.
“Tanpa pendistribusian kader yang jelas sama halnya juga prores pengkaderan dan juga regenerasi kepemimpinan ditubuh IMM mengalami stagnansi, adanya regenerasi tanpa kontribusi,” tuturnya.
Lanjut Tri, Saat Muktamar XIX usai dan pergantian komposisi kepemimpinan disusun oleh Ketua Umum terpilih bersama-sama 12 Formatur terpilih, tidak menandakan bahwa perayaan Muktamar telah selesai.
Ada hal-hal yang harus dirumuskan dalam pleno-pleno Muktamar dan wajib dilaksanakan sebagai amanah dari kader IMM seluruh Indonesia.
“Hasil Muktamar harus kita sambut dengan gembira, dengan penuh optimisme, karena tanpa kegembiraan dan optimisme perjalanan kedepan akan terasa terjal. Adapun kontra produktif yang ada di Muktamar IMM membawa harapan, semangat baru, bicara akan bagaimana kita kedepan bersama kader IMM seluruh Indonesia,” jelasnya. (Zis/Red)