Seniman Muda Pandeglang Gelar Konser Swara Jalawara Hawara, Rizal Mahfud: Kerinduan Terhadap Huma

  • Whatsapp
Rizal Mahfud dan seniman muda Pandeglang Saat Latihan Sebelum Menjelang Konser

PANDEGLANG, KONTRAS – Musisi asal Pandeglang Rizal Mahfud akan menampilkan karya musik tradisional yang bersumber dari alat huma. Rizal pun menamai karya tersebut dengan julukan Swara Jalawara Hawara.

Rizal pun mengaku bahwa nama Swara Jalawara Hawara itu sebagai lantunan suara untuk Padi sebagai tumpahan kerinduan sekaligus ajakan bagi generasi muda untuk mengenal pertanian tradisional huma, sumber hirup dan hurip masyarakat Sunda.

“Huma merupakan pola pertanian tradisional masyarakat Sunda untuk menanam padi di ladang kering tanpa sistem pengairan atau irigasi. Enam tahun belakangan, saya melihat huma dari perspektif bunyi,” kata Rizal Kepada Kontrasinews.com, Kamis (19 Januari 2023).

Masih kata Rizal, ia menciptakan karya tersebut bermula sejak dirinya melakukan pertemuannya dengan Abah Kalimi. Abah Kalimi yang merupakan maestro calung renteng sekaligus guru yang mengajari Rizal calung renteng dan berbagai warisan tradisi huma.

Ia pun menyebutkan bahwa Kecamatan Cibaliung yang ada di Pandeglang Selatan dahulu dikenal sebagai salah satu wilayah dengan huma yang paling luas di Banten. Tetapi, modernisasi dan industrialisasi di segala bidang, termasuk pertanian, membuat jumlah lahan dan petani huma di sana semakin berkurang, warisan tradisi yang hidup di masyarakatnya pun perlahan menghilang.

“Karya ini jadi rangkuman sekaligus tumpahan rasa rindu dan keresahan atas tradisi huma di Cibaliung yang semakin terkikis. Kerinduan pada kidung yang biasa dinyanyikan untuk kesuburan padi, kepada bunyi-bunyi seperti calung renteng, omprang, sampai lesung yang dulu ramai bersahutan dari huma dan saung. Terutama, kerinduan pada suasana liliuran atau kolektivitas masyarakat yang terasa dari mulai menanam padi sampai merayakan panen di seren taun. Sekarang, seren taun sudah tidak dirayakan lagi di Cibaliung,” ungkap Rizal Mahfud.

Dalam menciptakan karya tersebut, Rizal mendapatkan dukungan dari program Penciptaan Karya Kreatif Inovatif Dana Indonesiana yang difasilitasi oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi bekerja sama dengan LPDP. Karya yang telah digarap sejak bulan Oktober 2022 tersebut akan ditampilkan pada 21 Januari 2023 di Boeatan Tjibalioeng, Kampung Namprak, Desa Mendung, Kecamatan Cibaliung, Pandeglang.

Kerinduan dan nostalgia tentang huma di Pandeglang Selatan disajikan dengan menggunakan berbagai instrumen musik dari tradisi huma seperti calung renteng, kacapi buhun, angklung buhun, omprang, lesung, gong lodong, karinding, sampai suling kumbang.

Karya ini menjadi tempat bertemunya frekuensi musik huma yang khas dari Banten Selatan dengan frekuensi dan gaya musik dunia, seperti waltz, pop-jazz, chill-out, sampai bossa nova.

“Keempat karya musik yang disajikan pada hari Sabtu, 21 Januari 2023 di Kantor Urusan Berkarya Boeatan Tjibalioeng juga akan direspons oleh empat seniman lintas disiplin, mulai dari seni tari, monolog, sampai pantomim. Hampir semua musisi dan kolaborator yang terlibat berasal dari Pandeglang. Karenanya, karya ini merupakan persembahan dari kami, seniman dan musisi muda yang ingin mengenal dan mengenang budaya warisan leluhur kami,” tambah Rizal Mahfud.

Sejak Oktober, Rizal melibatkan musisi dan seniman lintas disiplin asal Pandeglang untuk berkolaborasi dalam penciptaan karya Swara Jalawara Hawara. Salah satu kolaborator yang dilibatkan adalah Faris Alwan, komposer dan musisi asal Pandeglang yang kini tergabung dalam grup Syarikat Idola Remaja. Melalui panggilan video, pria yang akrab disapa Aceng tersebut menjelaskan tentang pengalamannya terlibat dalam karya ini.

“Rizal bercerita kalau Jalawara Hawara adalah nama varietas padi lokal asal Cibaliung, Pandeglang yang dikenal kuat dan tahan di berbagai musim. Rasanya langsung terbayang karya ini akan mengingatkan kita pada perasaan syukur dan bungah saat merayakan pesta panen, mensyukuri lumbung yang penuh dengan padi untuk menghidupi sepanjang waktu,” ungkap Aceng.

Selain konser, Sabtu dan Minggu, 21—22 Januari 2023 di Boeatan Tjibalioeng juga akan digelar rangkaian kegiatan berupa diskusi, kelas, sampai penanaman pohon sebagai bentuk dukungan komunitas dan masyarakat Cibaliung terhadap karya Swara Jalawara Hawara. Info mengenai kegiatan tersebut dapat dilihat di instagram swara.jalawara.hawara dan boeatan_tjibalioeng. (Zis/Red)