PANDEGLANG, KONTRAS – Pekerjaan jalan betonisasi Sodong-Langensari di Kecamatan Saketi, Kabupaten Pandeglang kini menuai sorotan dari berbagai pihak. Pasalnya, proyek betonisasi yang dimenangkan CV. Cahaya Pandeglang Abadi yang menghabiskan anggaran senilai Rp 2.977.494.760 dari APBD itu sudah mengalami retak-retak sebelum rampung masa pekerjaan.
Gerakan Milenial Pandeglang (Gemilang) Elfan Winata mengaku sangat kawatir dengan kualitas jalan yang dikerjakan pihak kontraktor tidak mengacu kepada spesifikasi yang telah ditentukan. Karena saat proses pekerjaan yang baru beres 50 persen tersebut betonisasi sudah mengalami keretakan.
“Di dalam gambar perencanaan tersebut dijelaskan mengenai detail potongan segmen dan element dengan spesifikasi Lapis Pondasi Agregat B = 15 CM 0.50 0.50 Agregat Kelas B = 15 CM Galian Pelebaran Agregat Kelas B = 15 CM Galian Pelebaran Agregat Kelas S Bahu Jalan,” kata Elfan kepada kontrasinews.com, Kamis (17 Maret 2022).
Elfan pun sangat menyayangkan dengan pihak kontraktor yang tidak menggunakan mesin vibrator sebagai alat pemadat cor betonisasi. Karena hal tersebut hal akan berpengaruh terhadap kualitas jalan yang mengakibatkan jalanan akan bergelombang atau tidak rata dan berdebu.
“Kami telah memantau selama pengerjaan itu tidak digunakannya mesin vibrator sebagai alat pemadat cor beton dalam proses pengecoran beton, begitu juga tentang pengendalian mutu kontruksi perkerasan dan penggunaan agregat,” tegasnya.
Erlfan pun menduga jika hal tersebut dikarenakan kurangnya pengawasan yang selektif dari pihak konsultan dan Instansti terkait yakni Dinas Pekerjaan Umum dan Penatatan Ruang (DPUPR) Kabupaten Pandeglang selama pengerjaan jalan.
“Karena tidak ada pengawasan maka pihak kontraktor merasa leluasa dalam mengambil tindakan,” tuturnya.
Dengan adanya kejadian ini, Elfan pun mengaku kasihan kepada Bupati Pandeglang yang ingin membereskan pembangunan infratruktur di Pandeglang melalui program unggulannya yakni Jalan Kabupaten Mantap Betul (Jakamantul).
“Saya kasihan Sama Ibu Bupati Pandeglang yang konsisten dalam melakukan percepatan pembangunan, bahkan dengan jargon Jakamantul bisa jadi dirubah ensensinya Oleh Oknum yang tidak bertanggung jawab,” tutup Elfan. (Zis/Red)