Kreatif, Pemuda Desa Mekarsari Olah Sampah Plastik Jadi Kursi Sopa

  • Whatsapp
Hasil Karya Pemuda Mekardari. (Foto Istimewa)

PANDEGLANG, KONTRAS – Sejumlah pemuda yang tergabung dalam komunitas “Gerakan Peduli Lingkungan” di Kampung Kadupayung, Desa Mekarsari, Kecamatam Bojong merubah sampah plastik dan limbah kain menjadi kursi sopa.

 

Bacaan Lainnya

Meskipun tidak mendapatkan dukungan dari pemerintah desa, para pemuda ingin membuktikan bahwa keterbatasan bukan jadi halangan untuk terus berkarya dan ikut mencegah pencemaran lingkungan di desanya.

 

Ketua Komunitas Peduli Lingkungan, Tedy mengatakan agar mendapatkan satu buah kursi para pemuda harus mengumpulkan sampah plastik sebanyak-banyaknya. Usai mendapatkan sampah para pemuda pun langsung mencuci agar tidak kotor. Usai dicuci langsung dikeringkan dan dimasukan ke dalam botol aqua bekas berukuran satu liter.

 

“Satu kursi bulet untuk tempat duduk satu orang membutuhkan 18 botol aqua terisi penuh sampah plastik yang sudah bersih hingga menjadi satu buah kursi,” kata Tedy kepada kontrasinews.com, Kamis (22 Juli 2021).

 

Untuk membuat satu kursi, para pemuda membutuhkan waktu satu minggu. Dengan jangka waktu tersebut, selain mengumlulkan sampah plastik para pemuda pun harus mengumpulkan limbah sopa. Setelah terkumpul akan dijahit oleh pemuda yang sudah handal di bidangnya.

 

“Limbah bekas itu dikumpulkan dan disortil untuk dijahit agar menjadi rapih dan bagus,” bebernya.

 

Kreatifitas pemuda pun sudah ditunjukan dan minta di danai oleh Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). Namun, keinginanya tidak direspon baik oleh kepala desa. Meskipun tidak direspon, para pemuda tetap berjalan dan yakin akan mendapatkan dukungan setelah karyanya diakui oleh publik.

 

“Kami sudah pernah menawarkan ke pihak desa tapi tidak direspon,” ujar Tedy sambil menahan rasa kesalnya.

 

Sementara itu, Kepala Desa Mekarsari, Iswandi mengakui belum bisa mengangarkan untuk bantuan pemuda tersebut karena penggunaan anggaran desa memiliki regukasi dan harus menempuh musyawarah tingkat desa. Ditambah lagi, kegiatan pemuda tersebut belum berjalan lama, sehingga tidak menjadi prioritas.

 

“Kalau terkait anggaran kita kan ada aturan dan regulasinya, kebetulan kegiatan itu baru berjalan. Kan semua kegiatan, pembangunan desa baik infrastruktur, pemberdayaan, melalui musdus, musdes dan di tuangkan ke dalam RKPDes,” jelasnya. (Zis/Red)

Pos terkait